Terima kasih atas kunjungan anda di blog Galeri Foto Senoaji Kalimasadha, semoga bermanfaat...

24 Juni 2009

Yudhistira / Puntadewa

YUDHISTIRA. Dikenal juga dengan nama Darmawangsa, Darmakusuma, Kantakapura, Gunatalikrama, Puntadewa, dan Samiaji. Yudistira dianggap sebagai keturunan Dewa Keadilan, Batara Dharma. Ia adalah tipe murni seorang Raja yang baik. Darah putih mengaliri nadinya. Ia tidak pernah murka, tidak pernah bertarung, tidak pernah juga menolak permintaan siapa pun, betapapun rendahnya sang peminta. Waktunya dilewatkan untuk meditasi dan penghimpunan kebijakan. Senjata pusaka Yudistira adalah Kalimasadha yang misterius, naskah keramat yang memuat rahasia agama dan semesta. Dia adalah cendekiawan yang memerintah dengan keadilan dan kemurahan hati. Ia konon tidak memakai perhiasan, kepala selalu merunduk sebagai tanda mawas diri, dan raut muka bangsawan yang halus. Kelemahan Yudistira adalah judi. Kelemahannya ini telah mengakibatkan dirinya dan adik-adiknya tertipu dan dikalahkan dalam adu judi oleh Duryudana, Raja Hastina. Yusdistira (dan Pandawa keseluruhannya) terpaksa menyerahkan negaranya dan membuang diri ke hutan selama 13 tahun. Sewaktu perang Baratayudha, ia berada di kereta perang bersama Kresna menemui Dorna. Bima yang telah membunuh gajah Hastathama meneriakan suara Aswatama sehingga Dorna mengira anaknya (Aswatama) telah mati. Agar strateginya berhasil, Kresna membawa Yudistira ke medan perang dan memintanya mengatakan bahwa Aswatama yang tewas oleh Bima. Akibat perbuatannya ini Yudistira mendapat hukuman. Kereta perangnya yang semula dikaruniai kemampuan melayang sejengkal di atas tanah, kini terpaksa harus turun menginjak tanah. Selain itu, ia adalah satu-satunya kstaria yang berhasil membunuh prabu Salya dari Mandaraka. Salya adalah ksatria tanpa tanding dengan kesaktiannya aji Candrabirawa. Candrabirawa adalah raksasa yang menetap di dalam tubuh Salya, dapat dikeluarkan dan diperintah sesuka pemiliknya. Tidak ada yang dapat membunuh Candrabirawa kecuali pemiliknya mati. Oleh karenanya Kresna membawa Yudistira untuk bertarung dengan Salya. Salya sebenarnya enggan berperang dengan Yudistira karena ia tahu Yudistira adalah titisan Batara Dharma. Semua anak panah Salya tidak ada yang sanggup mengenai Yudistira. Ia kemudian menantang Yudistira untuk menyerangnya. Satu anak panah Yudistira yang diarahkan ke tanah memantul ke arah Salya dan menembus jantungnya. Yudistira menikahi Drupadi dan mempunyai satu putra bernama Pancawala yang tewas oleh Aswatama yang membalas dendam kematian Dorna.***

Tidak ada komentar: